Selasa, 30 Maret 2010
Indah Pada Waktunya
Dulu,teman ku penah mendapatkan masalah yg cukup rumit utk anak-anak seumuran ku saat itu. Cici,ya,itu lah nmanya.Dia adalah anak tempat aku kost ketika aku SMP. Semua nya berawal ketika pacarnya,Ronny,selama bebrapa hari tidak menghubungi nya. Tapi dia tidak begitu mengacuhkan nya,karena dia pikir mungkin Ronny sibuk dengan kegiatan dan tugas sekolahnya. Tapi semuanya jadi berubah,ketika terjadi suatu insiden yang jelas mengagetkan semua orang. Ronny dipukul oleh seorang bapak yang mengatakan bahwa anaknya,Chintia dibawa lari olehnya. "Kau pasti udah tau kan,meg.."kata cici setelah mendengar kejadian itu. "tau apa?"jawabku kebingungan. "Ronny bawa kabur anak orang ke tempat kost kawannya,lalu ketahuan sama bapaknya Chintia"jelasnya dengan suara pelan dan seperti orang yang mau menangis. "Chintia siapa?anak mana,tuh?lalu bapak nya bagaimana?"aku semakin penasaran "Chintia tuch cewek yang di bawa lari Ronny,Bapaknya marah lah,Ronny dihajarnya sampai babak belur"jawab siswi SMP N 6 itu dengan wajah yang semakin tegang. "Ci,kau yakin itu benar,kapan?"Tanyaku tak percaya "aku tuch tau , meg.aku gak nyangka dia sejahat itu.Tadi pagi di tempat kost kawannya yang di dekat sekolahmu tuh.Cowok sial itu langsung aku putusin,ku gak sudi punya cowok kayak gitu",ia menangis. "Sudahlah,cowok itu gak pantas ditangisin.Masih banyak kok orang lain yang jauh lebih baik dari dia"hiburku sambil melap air matanya dengan tissue yang ada di saku baju ku. Dia menangis,hampir satu jam. Malam nya,ada tamu didepan rumah "Tok..tok..tok" "Permisi"terdengar suara perempuan dari luar. "Ya,sebentar"Jawab ibu kost ku "Cari siapa ya,dik?"tanya ibu kost "Saya temannya cici,cicinya ada ,tante?"tantya perermpuan itu sangat halus. "Sebentar ya,Tante panggil"Ibu kost ku dengan cepat memanggil anaknya,Cici. Tak berapa lama,cici Keluar dan bertemu dengan perempuan itu. Cicik melihat perempuan itu dari atas sampai kebawah dengan wajah yang heran. "Cici,kita ngomong diluar aja y?"kata perempuan itu sambil menarik lembut tngan cici. Aku yang penasaran menaikkan alis ku di depan cici,dia tau maksudku. Dan dia menjawab dengan gelengan kepala. Itu menandakan kalau dia tidak kenal dengannya. Lalu siapa itu?aku bertanya pada diriku sendiri dengan penuh rasa penasaran. Beberapa puluh menit kemudian,cici kembali dengan mata yang berkaca-kaca. Ia masuk ke kamarnya dengan cepat dan mengunci pintunya.Tanpa diperintah lagi,aku langsung mengejarnya. "Ci,buka pintunya.Kau kenapa,ci?jangan begitu lah,kalu ada masalah cerita dong.Jangan dipendam sendiri begitu"Kata-kata itu spontan keluar dari mulutku. Cici membuka pintunya dan memelukku sambil menangis.Aku melihat dan merasakan suasana yang sulit tergambarkan,benar-benar duka yang mendalam,itu lah yang sedetik ku lihat dari wajahnya yang basah. "Siapa dia ,ci?kenapa kau nangis?"tanyaku memulai percakapan. "Ronny iblis,sial,brengsek,kurang ajar,gak tau malu,busuk,aku benci sama dia.Dia orang yang gak bagus.Aku menyesal telah kenal sama dia"terdengar suara cici yang membaur denagn tangisnya,walaupun t idak terlalu jelas,tapi aku mengerti kalau dia kecewa karena Ronny. "Ku tak butuh pahlawan,ku tak butuh penyelamat hidup",nada dering di handphone ku seakan memecah suasana hening yang sebelumnya hanya diisi oleh isakkan tangisnya. Ia melepaskan pelukkannya dan duduk di sudut tempat tidurnya. Kulihat sms di HP ku,ternyata dari mantan ku yang menanyakan kabar.Argh..tidak penting,lebih baik aku menanyakan kejelasan cerita Cici barusan. "Coba ceriakan aku dari awal masalahnya"kataku membujuknya untuk bicara. "Cewek tadi chintia,dia bilang dia itu cewek Ronny,jadi aku sebaiknya jangan dekat-dekat sama Ronny.Terus dia bilang dia sudah pernah 'melakukannya' sama Ronny dan mungkin ia sedang hamil karena akhir-akhir ini ia sring mual,sakit perut,dan belum 'dapet'.Jadi aku bilang aja sama dia,kalau aku bukan apa-apanya Ronny jadi dia gak perlu khawatir kalau akau akan mengganggu calon suaminya itu"Jelasnya dengan nada yang kesal. Aku hnya terdiam karena tak mampu berkata-kata sama sekali.Aku tak bisa mempercayai satu pihak begitu saja,apalagi dalam masalah seperti ini. Esok hari setelah kejadian itu,Mama Ronny menemui cici dan menjelaskan segala yang terjadi. "Cici,Ronny itu sebenarnya dijebak sama Chintia,Sebenarnya Chintia yang sms Ronny,dia ngajak bolos ke tempat kost temannya itu,lalu dia menyuruh temannya sms bapaknya,bilang kalau Chintia di bawa lari sama Ronny di tempat kost di dekat Sekolah YPK.Dia balas dendam ke Ronny karena dia mau hancurin hidup Ronny yang sudah mutusin dia dan lebih milih Cici.Kalau gak percaya cicik boleh liat sent item di HP Chintia yang ketinggalan di tempat kost teman Ronny dan juga kotak masuk di HP Ronny.ini Cici lihat sendiri"kata perempuan paruh baya itu sambil menyodorkan Hp Ronny dan N-Gage milik Chintia dari dalam tasnya. Cici tak menjawab,ia hanya tersenyum dan mengangguk,tanda ia sudah mengerti penjelasan dari mantan calon mama mertuanya yang terlihat masih cantik itu. "Cici mutusin Ronny?Ci,Ronny dari kemarin malam sampai tante pergi kemari nangis di kamarnya,gag mau makan,tidur apalagi mandi.Cici ikut Tante,ya.Tolong Tante ya,ci.Tante cuma mau kamu baikkan sama Ronny,itu aja.Kasihan Ronny,Ci"Bujuk Mama Ronny diiringi aliran air mata dari kedua mata sendunya itu. Aku yang menyaksikannya tentu saja tak diam saja,aku dengan sigap memberikan Cici jaket dan helm tanpa perlu diperintah. Cici tersenyum dan langsung saj pergi dengan mama Ronny. Pulangnya,cici kembali tersenyum seperti biasa.Dan aku mencium aroma kebahagiaan yang begitu sedap walau tak kan bisa di rasakan orng lain. Ya,setiap masalah tidak boleh di hadapi dengan hati yang panas dan emosi yang meluap.Karena pada akhirnya,semua akan indah pada waktunya.
Langganan:
Postingan (Atom)
